Seiring
dengan perkembangan teknologi dan informasi, saat ini banyak
bermunculan toko online yang memungkinkan kita untuk berbelanja
sementara tidak harus meninggalkan rumah. Melalui Web, kita dapat dengan mudah mencari pakaian yang ditawarkan. Salah
satunya adalah bahwa jika Anda sedang mencari pakaian distro. Dengan toko online, penjual dan konsumen dapat melakukan transaksi tanpa harus bertemu langsung. Ini akan membangun transaksi lebih cepat dan lebih mudah.
Berbisnis di bidang toko pakaian secara online melalui website mungkin menjadi pilihan bisnis yang
menguntungkan. Salah
satu alasannya adalah orang akan mudah untuk melakukan promosi di
berbagai daerah, bahkan di berbagai negara melalui jaringan internet.
Beberapa
keuntungan berjualan toko online adalah pertama sangat mudah, untuk penggemar dan
kolektor pakaian khususnya model distro , yang tinggal agak jauh dari kota, berbelanja pakaian
melalui toko pakaian online menjadi pilihan yang tepat. Selain
menyediakan pakaian distro yang tersedia, toko pakaian juga menawarkan berbagai macam merk pakaian, oleh karena itu
kita mudah mendapatkan model pakaian distro yang kita inginkan. Yang kedua adalah penghematan waktu, tanpa harus pergi rumah dan perjalanan jarak untuk pergi ke toko pakaian. Hanya dengan akses web, kita bisa melihat pakaian yang di inginkan.
Kelebihan
ketiga ialah lebih murah, toko distro tidak perlu menyewa tempat yang mahal di mall atau di pasar. Dengan membuat sebuah toko online, semua orang di seluruh dunia bisa melihat mode-mode pakaian distro yang kita tawarkan.
Jumat, 26 Oktober 2012
Sabtu, 25 Juli 2009
FILOSOFI
1. Biaya Versus Keuntungan Warnet/Game-Online. Biaya yang dibutuhkan untuk membangun warnet dengan 20 unit komputer bila dibandingkan 40 unit komputer tidaklah 2 kali lipatnya, namun hanya sekitar 1,5 kali lipatnya. Namun keuntungan yang diperoleh, bukan hanya 2 kali lipatnya, namun dapat mencapai 3 kali lipatnya. Karena itu, sebenarnya, bila tersedia modal dalam jumlah yang besar, dari segi bisnis lebih baik membuka warnet dengan kapasitas unit yang langsung besar (mega-branch).
2. Dana Terbatas, Risiko Tinggi, dan Pilihan Sistem Franchise. Sayangnya, tidak semua orang memiliki dana dalam jumlah besar. Selain itu, walaupun dananya tersedia, mengeluarkan modal dalam jumlah yang langsung besar untuk menjalankan bisnis yang relatif baru bagi sebagian besar orang, memiliki risiko yang tinggi. Karena itu, investor atau calon pengusaha yang melihat potensi luar biasa dari pasar warnet di Indonesia, biasanya mulai mempertimbangkan sistem franchise.
3. Sistem Franchise di Indonesia Memiliki Banyak Keterbatasan. Masalah calon pengusaha warnet ternyata malah bertambah ketika membaca berbagai ketentuan dari franchisor warnet / game-online yang telah malang melintang di bisnis dunia maya ini. Mulai franchise-fee yang cukup besar (bisa mencapai Rp 80 juta untuk 5 tahun pertama), harus menyediakan modal dan tempat sendiri, mesti mengelola sendiri, bahkan diwajibkan harus membayar royalty-fee dan marketing-fee setiap bulannya. Selain itu, bila di kemudian hari usaha mengalami kerugian, maka seluruh risiko ditanggung 100% oleh investor, dan franchisor cenderung lepas tangan.
4. Diperlukan Sistem Pendirian Warnet/Game-Online yang Inovatif, Sederhana dan Terjangkau Lebih Banyak Orang. Karena itu, dibutuhkan terobosan sistem pendirian warnet baru yang inovatif, sederhana, namun memungkinkan lebih banyak anggota masyarakat untuk berpartisipasi dalam kepemilikannya. Dengan cara ini, sistem monopoli pun dapat dihindarkan, sehingga jasa pelayanan warnet/game-online menjadi lebih bersaing dan lebih terjangkau lagi.
Didasari berbagai pertimbangan di atas, kami Sinan Cyber Corner, salah satu divisi dari CV Sinan Sejahtera Mandiri, memberanikan diri menawarkan suatu konsep unik pendirian Meg@Branch di berbagai lokasi strategis, dengan mengajak partisipasi Anda semua dalam mewujudkannya.
2. Dana Terbatas, Risiko Tinggi, dan Pilihan Sistem Franchise. Sayangnya, tidak semua orang memiliki dana dalam jumlah besar. Selain itu, walaupun dananya tersedia, mengeluarkan modal dalam jumlah yang langsung besar untuk menjalankan bisnis yang relatif baru bagi sebagian besar orang, memiliki risiko yang tinggi. Karena itu, investor atau calon pengusaha yang melihat potensi luar biasa dari pasar warnet di Indonesia, biasanya mulai mempertimbangkan sistem franchise.
3. Sistem Franchise di Indonesia Memiliki Banyak Keterbatasan. Masalah calon pengusaha warnet ternyata malah bertambah ketika membaca berbagai ketentuan dari franchisor warnet / game-online yang telah malang melintang di bisnis dunia maya ini. Mulai franchise-fee yang cukup besar (bisa mencapai Rp 80 juta untuk 5 tahun pertama), harus menyediakan modal dan tempat sendiri, mesti mengelola sendiri, bahkan diwajibkan harus membayar royalty-fee dan marketing-fee setiap bulannya. Selain itu, bila di kemudian hari usaha mengalami kerugian, maka seluruh risiko ditanggung 100% oleh investor, dan franchisor cenderung lepas tangan.
4. Diperlukan Sistem Pendirian Warnet/Game-Online yang Inovatif, Sederhana dan Terjangkau Lebih Banyak Orang. Karena itu, dibutuhkan terobosan sistem pendirian warnet baru yang inovatif, sederhana, namun memungkinkan lebih banyak anggota masyarakat untuk berpartisipasi dalam kepemilikannya. Dengan cara ini, sistem monopoli pun dapat dihindarkan, sehingga jasa pelayanan warnet/game-online menjadi lebih bersaing dan lebih terjangkau lagi.
Didasari berbagai pertimbangan di atas, kami Sinan Cyber Corner, salah satu divisi dari CV Sinan Sejahtera Mandiri, memberanikan diri menawarkan suatu konsep unik pendirian Meg@Branch di berbagai lokasi strategis, dengan mengajak partisipasi Anda semua dalam mewujudkannya.
LATAR BELAKANG
1. Pengguna Internet di Indonesia Baru 9% Saja. Dari data World Statistic for Internet User pada Juli 2007, Indonesia merupakan salah satu dari 20 negara pengguna internet terbanyak di dunia. Walaupun demikian, dari 225 juta penduduk Indonesia, baru 9% saja (20 juta orang) yang sudah menggunakan internet. Bandingkan misalnya dengan Australia, di mana lebih dari 70% rakyatnya telah melek internet, atau di negara tetangga Singapura di mana lebih dari separuh warganya sudah terbiasa berinternet ria.
2. Lebih dari 70% Pengguna Internet Memilih Warung Internet. Dari sekitar 20 juta pengguna internet tersebut, lebih dari 14 juta orang memilih warung internet sebagai sarana mengakses dunia maya tersebut. Baru sekitar 30% (atau sekitar 6 juta orang saja) yang sudah mampu memiliki akses internet pribadi, karena biaya bulanannya yang relatif mahal dan prasarana yang harus disediakan juga belum terjangkau sebagian besar masyarakat Indonesia. Selain itu, khusus untuk penggemar game-online, kehadiran warnet/game-online centre tidak dapat digantikan dengan akses pribadi di rumah/laptop, karena tidak memiliki nuansa kebersamaan seperti halnya di game-online centre.
3. Baru Sepuluh Ribu Warnet di Awal Tahun 2008. Karena tidak sederhananya teknis maupun prosedur pendirian warnet, berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Warnet Indonesia, di awal tahun 2008 baru terdapat sekitar 10.000 warnet saja di seluruh Indonesia. Bila harus melayani sekitar 14 juta pelanggan internet, berarti pasar yang dimiliki adalah sekitar 1400 pelanggan untuk setiap warnet. Sungguh merupakan pasar yang masih sangat potensial.
2. Lebih dari 70% Pengguna Internet Memilih Warung Internet. Dari sekitar 20 juta pengguna internet tersebut, lebih dari 14 juta orang memilih warung internet sebagai sarana mengakses dunia maya tersebut. Baru sekitar 30% (atau sekitar 6 juta orang saja) yang sudah mampu memiliki akses internet pribadi, karena biaya bulanannya yang relatif mahal dan prasarana yang harus disediakan juga belum terjangkau sebagian besar masyarakat Indonesia. Selain itu, khusus untuk penggemar game-online, kehadiran warnet/game-online centre tidak dapat digantikan dengan akses pribadi di rumah/laptop, karena tidak memiliki nuansa kebersamaan seperti halnya di game-online centre.
3. Baru Sepuluh Ribu Warnet di Awal Tahun 2008. Karena tidak sederhananya teknis maupun prosedur pendirian warnet, berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Warnet Indonesia, di awal tahun 2008 baru terdapat sekitar 10.000 warnet saja di seluruh Indonesia. Bila harus melayani sekitar 14 juta pelanggan internet, berarti pasar yang dimiliki adalah sekitar 1400 pelanggan untuk setiap warnet. Sungguh merupakan pasar yang masih sangat potensial.
Langganan:
Postingan (Atom)